LITERASI DAN RAMADHAN (Membudayakan Literasi Di Bulan Ramadhan)



Berbicara tentang Literasi, pastinya pikiran kita akan tertuju pada kegiatan membaca dan buku. Literasi secara harfiah adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Kegiatan literasi ini bahkan sudah dicanangkan sebagai gerakan nasional di tahun 2015 oleh Mendikbud Anies Baswedan melalui Gerakan Literasi Sekolah.
Gerakan Literasi Sekolah dibuat dalam rangka menyikapi masih rendahnya minat baca dan tulis siswa Indonesia, berdasarkan berbagai hasil riset yang dirilis oleh PISA tahun 2016 menunjukkan dari 61 negara yang disurvei, Indonesia menempati urutan 60 satu tingkat lebih tinggi dari Botzwana dari tingginya minat baca.
Dibandingkan negara lain di Asia, kita memang terlihat terlambat menangani kebiasaan membaca di sekolah, khususnya di tingkat dasar. Bahkan Laos, negara kecil dan lebih miskin dari kita, sudah menerapkan wajib membaca hening (sustained silent reading) sejak 2013.
Mereka meniru Korea Selatan, Singapura, dan Thailand yang sejak sebelum era 2000 sudah melakukannya.  Di luar Asia, banyak negara yang lebih miskin dari Indonesia lebih dulu menggencarkan progam wajib membaca. Gambia di tahun 2011 menggelar wajib membaca di sekolah dasar.
            Padahal sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, harusnya minat baca masyarakatnya tinggi, karena dalam ajaran Islam literasi menjadi perintah yang utama, wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah sewaktu di Gua Hira adalah perintah untuk membaca (iqra’), maka sepantasnya kita menjadikan kegiatan literasi ini sebagai kegiatan yang bersifat ibadah karena selain menjalankan perintah dari Allah juga membawa manfaat kepada sesama melalui karya literasi yang kita hasilkan.
            Di Bulan Ramadhan yang mubarak ini, setiap sekolah selalu mengagendakan kegiatan Pesantren Ramadhan, berbagai materi dan kegiatan dirancang sebagai mata acara di dalam kegiatan tersebut. Kegiatan literasi sepatutnya juga harus menjadi pilihan utama dalam mengisi kegiatan Pesantren Ramadhan tersebut. Siswa diberikan pelatihan literasi seperti membuat karya tulis (puisi, pantun, cerpen dll) dan diakhir kegiatan dapat diterbitkan sebagai karya literasi.
            Seperti dalam pelaksanaan Pesantren Ramadhan 1438 H yang di SMK Negeri 1 Pasarwajo mengagendakan materi literasi. Dalam kegiatan literasi ini siswa diajak untuk menuliskan berbagai macam karya tulis mereka yang berkaitan dengan ramadhan mulai dari puisi, renungan harian, pantun dan cerpen. Kemudian seluruh karya tersebut akan disatukan dan dijilid yang nantinya akan dijadikan sebagai Kumpulan Karya Literasi Ramadhan 1438 H serta disimpan di perpustakaan sekolah sebagai koleksi literatur.
            Kegiatan literasi ini diharapkan dapat membangkitkan minat dan semangat para siswa untuk nantinya lebih mengembangkan kemampuannya dalam literasi sehingga ke depannya akan muncul para penulis muda berbakat dengan karya yang sangat cemerlang. Sehingga menjadi kebanggaan bagi orang tua dan sekolah terutama kepada diri sendiri.
Inilah adalah beberapa karya dari siswa dari hasil kegiatan Pesantren Ramadhan 1438 H/2017 M, saya menyempatkan mengisi materi literasi di sela-sela kegiatan.
Walaupun hanya menyampaikan apa itu literasi dan jenis-jenisnya. Selanjutnya menugaskan siswa untuk membuat satu karya literasi di rumah dan saat dikumpulkan tidak menyangka bahwa mereka sudah punya kreatifitas dalam berkarya, karya mereka adalam bentuk puisi, renungan harian dan cerpen yang bernuansa Ramadhan..
Semoga ke depannya bisa membuat workshop literasi bagi mereka biar kreatifitasnya makin bagus dan terasah sehingga akan muncul generasi-generasi muda yang cinta literasi.
Serta tentunya menghadirkan narasumber yang memang penulis “asli dan berpengalaman” bukan “penulis” abal-abal seperti saya ini (maklum hanya punya semangat cuman pengalaman belum ada).












Komentar

Postingan populer dari blog ini

GURU SE-SULTRA ADU CERDAS DI OLIMPIADE GURU NASIONAL (OGN) TAHUN 2017

FILDANISASI (Baca: Semua Karena Fildan)